Pages

05 Apr. 2013

Pohon Cinta

Aku duduk di bawah pohon ditemani cahaya bulan yang terang, menikmati angin yang datang menerjang tubuhku. Di sinilah aku selalu bersama seseorang, seseorang yang dulu pernah menemani hidupku. Vero adalah teman yang setia menemaniku di saat aku senang dan sedih. Memberikan semangat ketika aku sedang terjatuh, memberiku support di saat aku bangkit. Tapi saat ini, aku menunggu dia datang kembali. Dia pergi menginggalkanku hanya kerana orang tua yang tak menyukaiku karena tingkahku yang badung. Dia pun pindah ke tempat yang dianggap orangtuanya lebih baik daripada di sini. Tapi bagiku di sini tempat yang baik, tidak hanya baik, tapi tempat ini yang mebuat kami saling menyayangi. Pohon cinta, inilah tempatnya.




Dahulu, kami sering menghabiskan waktu bersama, jika pekerjaan kita telah selasai. Bermain, bercanda, bercerita sering kami lakukan. Aku juga masih ingat ketika dia dimarahi orang tuanya karena ketahuan bermain denganku. Tetap saja, dia akan datang padaku dan bercerita tentang masalahnya. Yang dapat kukatakan saat itu adalah “Kembalilah ke orang tuamu, aku tak ingin kau menangis di depan ku.” Vero pun segera tersenyum dan meninggalkan ku. Kami juga punya janji akan selalu bersama di bawah pohon ini. Tapi, semua tidak akan mungkin terjadi. Vero telah meninggalkanku, aku masih berharap dia kan kembali menemuiku. Malam makin dingin, sinar bulan juga semakin tertutup karena awan mandung, aku segera masuk ke dalam rumah berharap Vero akan kembali besok. Sore itu, aku berjalan area persawahan. Aku teringat kembali saat aku bermain dengan Vero, kemudian kami bertemu orang tua Vero yang pulang dari sawah. Orang tua Vero segera menarik Vero pulang. Aku tersenyum mengingat kejadian itu. Kapan kamu kembali? Haruskah aku menungggu lebih dari 7 tahun lagi. Ku ingin kau tau Vero, aku selalu menunggumu, di bawah pohon cinta.


Oleh: Fauziyyah Syafira